Bakal peserta pemilihan legislatif (pesleg) DPD berasal dari Nusa Tenggara Barat (NTB), Evi Apita Maya, sekali lagi menciptakan sensasi karena gambar dirinya yang dianggap ‘terlalu memesona’. Foto Evi Apita itu kemudian menjadi objek protes.
Apa perbedaan antara wajah asli dan foto tersebut? Setidaknya, ada beberapa faktor yang memisahkan wajah asli Evi dengan foto yang akan digunakannya di surat suara pemilihan anggota DPD.
Awalnya, kulit muka Evi terlihat lebih terang daripada keadaan aslinya. Selanjutnya, kedua, pipi Evi pada gambar kampanyenya terlihat lebih runcing jika dibandingkan dengan wajah yang sebenarnya.
Tidak hanya itu, bagian dagu Evi dalam gambar untuk surat suara Pemilu Legislatif 2024 terlihat lebih runcing. Evi mengungkapkan, gambar yang ia gunakan untuk pencalonannya adalah potret dari wajah aslinya.
“Tidak terdapat penyuntingan yang berlebihan,” tegas Evi.
Evi bercanda, orang-orang yang mengkritik foto tersebut belum pernah melihat penampilan aslinya. Evi merasa heran kenapa hanya gambar dirinya yang mendapat sorotan, ujarnya sambil tersenyum.
Sejatinya hal ini tak butuh direspons. Namun saya berpikir individu terkait belum pernah bertemu dengan diri saya. Serta orang yang terkait juga memiliki maksud apa sebenarnya, mengapa hanya saya. Apakah dia pernah mengamati yang lain juga,” terangnya.
Evi mengklaim telah menunaikan segala syarat yang diperlukan dalam mengunggah gambar untuk pencalonan. Evi juga mengaku gambar yang ia pakai merupakan gambar paling mutakhir sesuai ketentuan dari KPU.
Jadi, dapat diperhatikan persyaratan-persyaratan terkait foto. Gambar tersebut telah saya lengkapi semua ketentuan tersebut tidak boleh lebih dari enam bulan. Sebelum pendaftaran, belum mencapai enam bulan foto saya. Faktanya gambar itu belum pernah dipakai untuk pencalonan sebelumnya, merupakan gambar baru.
Sebelumnya, Ketua Gabungan Pemuda yang Memerhatikan Penerapan Hukum (GPMH) NTB Apriadi Abdi Negara menghimbau Lembaga Pengawas Pemilu (LPP) dan Komite Pemilihan Umum (KPU) NTB menegur Evi serta melakukan analisis penggunaan foto itu. Abdi menilai gambar Evi dalam Daftar Calon Awal (DCA) untuk Pemilu 2024 berlainan dengan rupa aslinya.